Hutan Cagar Alam Donoloyo Yang Legendaris
Alas Donoloyo, hutan cagar alam donoloyo yang legendaris. Hutan jati di Desa Watusono, Kecamatan Slogohimo, 40 kilometer dari kota
Wonogiri, ternyata menyimpan sebuah kisah sejarah. Hutan ini terkenal dengan sebutan
“ALAS DONOLOYO” yang mana di dalamnya masih tumbuh pohon jati, pada masa
Kerajaan Majapahit, 700 tahun yang lalu. Tak heran jika Masjid Demak serta Keratonan Surakarta, dibangun dari kayu jati Donoloyo. Nama Donoloyo diambil dari nama pendiri desa di kawasan tersebut, yakni Ki Ageng Donoloyo, anggota laskar Kerajaan Majapahit saat dipimpin Raja Airlangga. Karena ingin mengabdi pada Kerajaan Majapahit, Ki Ageng Donoloyo yang tertinggal ketika mengikuti perjalanan Raja Airlangga, memutuskan untuk menetap di tempat itu, serta menanam pohon jati, yang ia niatkan bisa dimanfaatkan Kerajaan Majapahit.
Hingga saat ini, Alas Donoloyo masih dikeramatkan
masyarakat sekitar, khususnya Kawasan Punden, letak pohon jati pertama ditanam
dan dipotong untuk pembangunan Masjid Demak.
Konon,banyak peristiwa aneh terjadi menyangkut Alas Donoloyo. Seperti cerita awal
mula digunakannya jati Donoloyo untuk pembangunan Masjid Demak, yakni bayang-bayang ujung pohon jati Donoloyo yang kelihatan di Demak, meskipun jaraknya mencapai Ratusan kilometer. Ki Ageng Donoloyo sendiri, dipercaya masih
berada di Alas Donoloyo. Karena dari dulu hingga kini, belum diketahui dimana
letak makam sang laskar setia majapahit ini.
Sekian ratus tahun berlalu, kini kelestarian Alas Donoloyo masih dijaga oleh
keturunan Ki Ageng Donoloyo. Setiap hari, Dikromo, sang juru kunci hutan,
ditemani istrinya, membersihkan kawasan tersebut, khususnya areal Punden. Apalagi
menjelang Hari Jumat Pon dan Jumat Kliwon, karena pada hari itu banyak
masyarakat datang memberikan sesajen. Alas Donoloyo dipercaya bisa membantu
mengabulkan setiap permintaan seseorang.
Alas Donoloyo mempunya luas lima hektar, saat ini Donoloyo mulai menunjukkan tanda-tanda kepunahan. Kayu-kayu jati yang terlihat
kokoh,mulai menghilang dimakan zaman. Bahkan, di sebelah barat, kayu jati yang dulunya tumbuh lebat, kini menjadi lahan pertanian. Pohon jati peninggalan Ki Ageng Donoloyo, hanya tersisa diareal Punden.